Sebenernya kita bisa belajar apa aja dr siapa saja. Gabung dengan komunitas CHSI bisa mempelajari banyak karakter suami - istri. Banyak permasalahan yang bisa kita jadikan pelajaran, bisa saling membantu mencari solusi, saling menguatkan walau kita berjauhan. Salah satu dari sekian banyak masalah yang menarik buat saya adalah mengapa harus mesra walau usia pernikahan kita sudah lama. Nasehat dari seorang teman mungkin bermanfaat buat sobat semua.
Mengapa Mesra tidak boleh sirna ?
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Nasihat para ulama :
" Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di depan suami. Dan memasang perisai malu ketika berpakaian kembali".
M. Albaqir ( cicit Husain bin Ali )
" Semakin besar gairàh seorang istri Maka semakin besar gairah suami kepadanya"
(Ibnu Qutaybah)
Ada 4 jenis hormon yang membuat seseorang menjadi bahagia. Hormon itu berasal dari otak yang diproduksi oleh *Hipotalamus* :
Endorphin, oxytocin, dopamine dan serotin.
- 4 hormon ini hadir jika suami istri saling mesra/ melakukan stimilasi sensorik : melakukan belaian, bersentuan fisik, pelukan, ciuman, dll.
- Dengan melakukan stimulasi sensorik ini akan muncul : ikatan batin yang lebih kuat, rasa saling percaya, rasa nyaman dan bahagia.
- Akibat tidak ada atau kurangnya sentuhan fisik ini maka akan terjadi : perasaan curiga, cemburu, mudah marah, dll.
- 4 hormon ini mengalir dengan dasyat ketika melakukan ibadah suami istri.
" Sebaik- baik istri adalah yang paling keras menjaga kehormatan kemaluannya, pandai membangkitkan syahwat suaminya".
(HR. Dailani)
Kisah sahabat :
Abdullah bin Rabiah adalah laki - laki soleh lagi berakhlak baik. Namun kesolehan dan akhlaknya tidak mampu menawan hati sang istri. Usia perkawinan yang baru seumur jagung, kandas sudah. Istrinya meninggalkan rumah sang suami dan kembali pada orangtuanya. Ketika mengetahui hàl itu maka Zainab binti Umar binti Salamah, perempuan solihat lagi qowiyyah itu mencari tau apa sebabnya. Akhirnya didapatlah fakta bahwa sahabat yang soleh itu tidak mampu bermesra- mesra untuk memuaskan istrinya. Maka tampillah perempuan mujahidah ini sebagai penyelamat.
Beliau pun berkata : "Aku bersedia untuk dinikahi, tudak ada yang menghalangiku untuk membuatnya bangkit. Demi Allah aku adalah perempuan yang berperawakan besar lagi bergairah". Zainab melayani suaminya dengan sabar samoai akhirnya dari pernikahan berkah tersebut terlahir 6 orang anak.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar